Sejarah Desa Ketilengsingolelo Welahan Jepara
Sejarah Desa Ketilengsingolelo Welahan Jepara
Legenda adala salah satu cerita yang
menceritakan asal usul suatu daerah, tempat atau suatu kebudayaan.
cerita legenda biasanya berbeda-beda tiap versinya, hal ini dikarenakan
tidak ada yang tau pasti siapa yang membuat cerita tersebut dan cerita
ini diceritakan dari mulut mulut ke mulut sehingga akan diceritakan
secara subyektif sesuai kepentingan si pencerita. berikut ini adalah
salah satu contoh cerita legenda asal usul beberapa desa di kecamatan
welahan kabupaten jepara provinsijawa tengah
Asal-Usul Nama Desa Ketileng Singolelo versi 1
Pada zaman dahulu ditengah-tengah desa ini terdapat sebuah pantai yang ditengah-tengahnya terdapat sebuah gundukan tanah ( dalam bahasa jawa disebut keleng). Pantai itu memancarkan cahaya yang membuat mata orang yang melihatnya menjadi melotot (dalam bahasa jawa disebut menteleng),. Kemudian ada seekor singa yang salah satu kakinya buntung ( dalam bahasa jawa singa disebut singo) yang singgah didesa ini, lalu dikejer-kejar oleh Mbah Kamandoko (orang pertama yang mendiami desa ini atau sesepuh desa ini). kemudian singa itu berlari menyebrangi pantai dan berhasil menyebrangi pantai tersebut, lalu singa itu berhenti di dekat pantai. Mbah Kamandoko kemudian mengejar singa tersebut, kemudian setelah ditangkap, singa tersebut ditidurkan oleh Mbah Kamandoko ( dalam bahasa jawa dilelo-lelo).
Pantai tersebut semakin lama semakin dangkal karena tertimbun oleh tanah dari Gunung Muria dan akhirnya menjadi daratan, kemudian tempat terjadinya peristiwa tersebut diberi nama “Ketileng Singolelo”. Kata Ketileng berasal dari kata “keleng” dan “menteleng” dan sedangkan kata Singolelo berasal dari kata singa atau singo yang ditidurkan atau di lelo-lelo.
ASAL-USUL DESA KETILENG SINGOLELO versi 2
Dahulu kala ada seorang lelaki yang ingin pergi ke desa ini. Setelah sampai di desa ini malam hari, lelaki itu melihat desa ini separti pantai yang tengahnya terdapat pulau (keleng) ditengah-tengah pantai itu. Dan desa ini memancarkan cahaya yang membuat lelaki itu melihatnya dengan mata melotot (menteleng), maka desa dinamakan desa Ketileng .
Kemudian keesokan harinya lelaki itu melihat desa ketileng tidak seperti pantai lagi melainkan sebuah daratan. Setelah itu, lelaki itu berjalan keselatan sampai dimakam mbah Kamandoko (sesepuh desa Ketileng ), kemudian lelaki itu bertapa dimakam mbah Kamandoko untuk beberapa hari mendatang. Setelah lelaki itu selesai bertapa, kemudian ia melanjutkan perjalanannya lagi keutara desa Ketileng. Setelah sampai disebrang utara desa Ketileng, lelaki itu bertemu dengan seekor macan yang salah satu kakinya buntung. Kemudian sang lelaki itu mengajak macan tersebut untuk bermain ayunan. Setelah lama bermain ayunan tak terasa macan tersebut ketiduran (dilelo-lelo sang lelaki tersebut). Akhirnya setelah beberapa lama, macan tersebut bangun, dan kemudian macan itu lari. Akan tetapi lelaki itu tidak mengejar macan itu. Maka desa ini dinamakan desa Singolelo .
Setelah beberapa tahun lamanya akhirnya desa Ketileng dan Singolelo bergabung menjadi satu desa yang bernama desa “KETILENG SINGOLELO“
Good
BalasHapusTerimakasih
Hapus