Peng-alam-an Pribadi
Peng-alam-an Pribadi
Hallo, Gaes. Apa kabar disana? semoga kalian dalam keadaan sehat wal afiat tanpa ada halangan suatu apaun. hehe malah kayak sambutan aja. Oke gaes, pada kali ini saya akan menceritakan sedikit cerita ketika saya pergi naik gunung di beberapa kota di Jawa Tengah. Mohon dimaklumi karena baru sedikit saja gunung yang saya daki. Karena jujur, waktu itu saya masih belum punya penghasilan sendiri alias masih minta sama orang tua, jadi saya masih pikir-pikir lagi kalau mau minta uang. Banyak sekali waktu itu gunung yang ingin saya daki. Tapi sesuai kata pepatah “Manusia punya keinginan, Tuhan Punya Takdir”. Okelah kedua orang tua saya PNS, tetapi dalam diri saya yang paling dalam saya tetap gak enak sama orang tua saya. Masak iya minta uang cuma buat naik gunung? karena naik gunung itu gak cuma tentang fisik tapi juga tentang uang, ehh... Maka dari itu baru beberapa gunung yang pernah saya daki. biarpun itu sedikit, waktu pergi itupun ada yang bisa disebut tidak diizinkan oleh orang tua. hehe nakal dikit okelah.. tapi jangan ditiru ya gaes. Namanya juga jiwa muda semangatnya masih menggebu-gebu. Oke gaes, langsung saja cekidot...
Puncak 29
ini merupakan pertama kali saya naik ke puncak gaes. Waktu itu saya masih dibangku SMA kelas X. Waktu itu saya dikasih sebuah surat dari kakak kelas saya di OSIS. Suratnya berisi tentang Wisata ke Desa Tempur Puncak 29 yang didalam surat tersebut terdapat bagian yang harus dibubuhi tanda tangan orang tua. Kebetulan dulu saya terpilih menjadi anggota OSIS di sekolah yang saya sendiri tidak tau kenapa sampai bisa terpilih. Waktu itu tidak semua anggota OSIS kelas X mengikuti kegiatan tersebut. Hanya saya dan satu teman saya. Dimana yang ikut kegiatan yang lain adalah dari kelas XI dan XII.
Sesampainya dilaut ku kabarkan semuanya.. hehe nyanyi dikit gpp lah. Sesampainya dirumah saya memberikan surat itu kepada Ibu saya karena saya emang lebih dekat dengan dengan Ibu saya. Setelah Ibu saya membaca ternyata Ibu saya tidak memberikan ijin. Kemudian saya merayu, karena ini pertama kali saya muncak dengan kata. “Kalo tidak sekarang mau kapan lagi, Buk?” dan akhirnya Ibu saya pun mengijinkan saya untuk mengikutinya.
Pada gambar terihat jelas bahwa (abaikan wajah saya hehe, paling kiri gaes jangan salah orang) saya yang memakai baju lengan panjang (hem) dan mengenakan jaket hitam. Sampai-sampai ada kakak kelas saya ada yang bilang, “mau muncak apa mau apel mas?? kok pakai baju hem”. Lantas saya hanya membalas dengan senyuman tipis. Hal itu menandakan bahwa saya sangat belum berpengalaman dalam hal muncak atau naik gunung.
Saya bersama rombongan naik ke puncak melewati jalur utara atau melewati Desa Tempur, Kecamatan Keling, Kabupaten Jepara. Jalur ini merupakan jalur yang memakan waktu yang lebih lama jika dibandingkan dengan melawati Kabupaten Kudus. Jumat sore rombongan berangkat dari sekolahan, malam hari baru sampai di Desa Tempur. Kami bermalam di balai desa setempat untuk menyiapkan stamina untuk perjalan besok pagi. Pagi kami berangkat naik yang memakan waktu antara 4-5 jam. Ketika rombongan sampai diatas, dalam waktu sebentar langsung turun karena melihat kondisi cuaca yang kurang baik hingga akhirnya sabtu sore kami sampai di sekolah dengan keadaan baik-baik saja.
Muncak pertama membuat teman saya, membuat teman saya ketagihan. Hingga selanjutnya saya bersama teman saya mengajak teman lain untuk pergi ke puncak. Dan akhirnya saya sering pergi muncak jika fisik dan materi saya mencukupi hehe…
Puncak Argopiloso
Pada akhirnya setelah sering ke puncak 29. Akhirnya teman saya berinisiatif mengajak saya ke puncak yang lain yang masih berada di kawasan pegunungan muria. Yaitu puncak Argopiloso. Waktu saya bersama kakak kelas naik ke Puncak melewati sumber air “Air Tiga Rasa” atau orang menyebut juga dengan sebutan Rejenu. Disana kami menginap terlebih dahulu di warung yang ada di sekitar. Hingga pada tengah hari jam 1 malam kami bersiap naik untuk menaklukan sang puncak. Kami naik pada jam 1 karena ingin memburu sunraise. Namun, sayang kami gagal mendapatkannya karena kami berjalan terlalu lambat.
Pada gambar terlihat gaya rambut saya ala militer. Iya benar, saya memang suka dengan militer sehingga saya memillih model rambut saya seperti itu. Dan pada akhirnya saya pun mendaftar militer. Namun sayang, mungkin itu bukan rejeki saya sehingga membuat saya gagal beberapa kali dalam tes.
Puncak Natas Angin
Next, puncak selanjutnya yaitu puncak Natas Angin yang juga terdapat di pegunungan muria. Waktu itu saya pergi kesana bersama grup muncak yang saya ikuti, yaitu NgelEmpuyur Adventure. Tidak banyak cerita di Puncak ini. Waktu itu saya pergi ke puncak melewati Desa Suwengen, Kecamatan Mayong, Kabupaten Jepara.
Gunung Andong
Pada gunung ini saya sempat tidak diijinkan oleh orang tua saya. Tetapi karena jiwa muda saya akhirnya saya pun memberanikan diri untuk berangkat. hehe jangan ditiru gaes. Uang yang saya bawa pun pas-pasan.
Pada foto terdapat dua orang teman saya waktu SD dan baru berkumpul kembali setalah acara muncak tersebut. kelihatan gagah ya gaes. Dan Alhamdulillah paling tinggi. hihi…
Sekian cerita peng-alam-an pribadi dari saya. Kurangnya dan lebihnya mohon maaf karena saya penulis pemula, maka dari itu kami sangat membutuhkan kritik dan saran dari pembaca. Terima kasih
Komentar
Posting Komentar